Pengaruh Sulim dalam Opera Batak
Sulim merupakan salah satu alat musik yang wajib digunakan dalam setiap
acara yang diselenggarakan dengan adat Batak. Berikut ini adalah alasan atau
pengaruh sulim dalam opera Batak;
Pertama, selain memberikan
pengaruh pada era opera Batak sulim juga hadir dalam formasi Brass Band atau
dikenal dengan ensambel Musik Tiup Logam5 yang juga digemari pada masa itu
dimana ensambel ini acapkali dipakai dalam setiap acara adat orang Batak. Dalam
konteks ini, sulim berperan sebagai pembawa melodi yang pada akhirnya mampu
mengubah tradisi musik tiup yang didominasi oleh instrumen tiup modern dari
Eropa menjadi sebuah formasi yang lebih sederhana yang dikenal dengan istilah
‘Sulkibta’ (sulim, kibot, taganing) atau ‘Sulkib’ (sulim, kibot) saja, sehingga
berbagai instrumen tiup dari Eropa tersebut jadi sangat jarang dipakai;
Kedua, sulim tidak hanya
memberikan pengaruh dalam eksistensi opera Batak atau pun musik tiup dalam
konteks hiburan maupun adat, tetapi sulim juga hadir dalam perkembangan Musik
Gereja. Hal ini dapat kita lihat ketika sulim dipakai sebagai salah satu
intrumen pengiring lagu-lagu ibadah ketika ada perayaan tertentu di dalam
sebuah gereja atau pun dalam perayaan akbar di luar gereja sekali pun seperti
Perayaan Hari Besar Agama Kristen dan acara Kebangkitan Kebangunan Rohani (KKR)
jemaat Kristiani. Selain dari itu, sulim juga sudah sering dipakai sebagai
salah satu media pengiring lagu rohani mau pun sekuler bernuansa tradisi yang
dibawakan oleh berbagai Paduan Suara ;
Ketiga, setelah berakhirnya
kejayaan opera Batak pada akhir 1970-an maka muncullah Hits-hits Album Batak
popular yang diwarnai dengan nuansa Musik Barat yang pada masa itu didominasi
oleh lagu-lagu karya almarhum Nahum Situmorang6 dan sudah berkembang hingga
pada masa kini. Seiring perkembangan tersebut tidaklah pula warna tradisi malah
menghilang dari berbagai lagu Batak yang disajikan. Kehadiran sulim dalam
mengisi setiap lagu Batak (tradisonal dan popular) yang diciptakan menjadi
keunikan tersendiri bagi setiap pendengar. Hal ini menunjukkan bahwa sulim
tidak selamanya hanya dipakai dalam memainkan melodi sebuah lagu atau repertoar
secara utuh tetapi juga mampu memainkan sebagian atau penggalan dari beberapa
repertoar tertentu untuk mengisi intro (musik pembuka) dan interlude (musik
tengah) dari sebuah lagu popular (pop) dan tradisional Batak yang dihasilkan
dalam industri rekaman ;
Keempat selain sebagai instrumen tunggal maupun instrumen yang selalu
dimainkan dengan isntrumen Batak yang lainnya, pada masa sekarang ini sulim
juga sudah sering ditampilkan dengan suguhan yang berbeda yakni mampu
berkolaborasi dengan intrumen tradisi dari berbagai sub-etnis Batak atau bahkan
etnis-etnis yang lain. Hal ini bisa terbukti dengan terbentuknya berbagai group
musik antar lintas etnis di kota Medan seperti “D’Tradisi” yang baru-baru ini
sudah mengharumkan nama baik Sumatera Utara di kancah blantika musik Indonesia,
dan juga group antar lintas etnis yang lain seperti “Group Incidental Music”,
“Metronom” serta group musik yang lainnya yang sudah tidak asing lagi dalam
mengiringi berbagai tari garapan etnis yang ada di kota Medan. Itulah beberapa hal mengapa suling sangat penting di acara-acara atau opera
opera batak.
Komentar
Posting Komentar